Masalahlainnya adalah ketakutan dibohongi atau dikhianati oleh profesional sehingga mengakibatkan rendahnya rasa saling percaya antara wirausahawan dengan profesionalnya. Wirausahawan curiga dan para profesional takut dicurigai. Akibatnya, interaksi antara wirausahawan dengan profesional menjadi sangat tidak sehat.
Ada banyak alasan yang mendasari seseorang untuk terjun ke dalam dunia wirausaha, diantaranya karena bosan dengan pekerjaan kantoran, atau karena merasa memiliki “bakat” berdagang. Alasan lainnya, karena ingin bebas melakoni pekerjaan yang digemari, tanpa kewajiban untuk melapor ke atasan. Sayangnya, tak banyak wirausahawan yang menyadari beratnya tantangan yang harus dihadapi, terutama saat pertama kali merintis usahanya. Alhasil, semangat yang menggebu-gebu di awal perintisan wirausaha akhirnya meredup, dan bahkan berujung pada kerugian dan gulung tikar. Tentunya, ini bukanlah hasil yang ingin Anda capai. Karena itu, melalui blog post berikut, kami ingin mengingatkan kembali kepada Anda tantangan-tantangan apa saja yang akan Anda hadapi ketika akan memulai sebuah wirausaha. 7 Tantangan untuk Memulai Wirausaha 1. Tidak mampu melihat potensi masalah yang meningkat Tentu saja, ide wirausaha Anda terlihat sangat brilian dan tanpa cela saat mereka pertama kali muncul dalam benak Anda. Namun sesungguhnya, potensi masalah akan mulai muncul, dan akan terus meningkat dengan kecepatan mengejutkan, saat Anda mulai memasuki setiap fase berikut ini – Merefleksikan kembali ide wirausaha yang muncul di kepala Anda, dan memvalidasi potensi ide tersebut secara pribadi – Berbagi ide wirausaha Anda dengan orang-orang terdekat, tak peduli apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup seputar dunia wirausaha atau tidak – Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang yang menurut Anda memiliki visi, misi dan pemikiran yang serupa dengan Anda – Melakukan riset pasar secara pribadi – Merekrut rekan-rekan wirausaha yang nantinya akan Anda bayar termasuk vendor dan pihak ketiga lainnya – Berbicara dengan propek potensial – Berbicara dengan investor potensial Kenyataannya, jika Anda tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap fase yang akan Anda jalani tersebut di atas, Anda akan menyadari bahwa Anda memasuki setiap fasenya dalam keadaan tidak siap, yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada kegagalan tak terhindarkan. 2. Menyalahartikan aktivitas sebagai progress Sebagai perintis wirausaha, ada banyak sekali hal yang harus Anda lakukan, dan banyak pula hal yang bisa Anda lakukan, meski awalnya tidak Anda rencanakan. Banyak sekali aktivitas yang telah Anda lakukan, tanpa pemberitahuan sama sekali kepada konsumen potensial Anda. Lebih lucunya lagi, Anda bisa saja melakukan suatu pekerjaan, yang pada akhirnya membuat daftar pekerjaan Anda justru jadi bertambah semakin banyak. Misalnya saja, Anda akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan hak paten, bukan hanya satu, namun lima produk sekaligus. Tentunya, hal ini membuat Anda harus bekerja ekstra. Ujung-ujungnya pun, Anda akan dibebani semakin banyak pekerjaan lainnya, misalnya pengurusan berbagai dokumen dan perijinan, yang tentunya memiliki runtutan pekerjaan lainnya lagi, dan seterusnya. Yang menyedihkan, seringkali pemilik wirausaha menyalahartikan aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang padat itu sebagai progress. Sekedar saran, segala bentuk aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang bisa terukur bagi konsumen Anda harus dipertanyakan. Ada kemungkinan itu semua hanyalah aktivitas yang tidak berujung ke mana-mana. 3. Kekurangan pencapaian yang berharga Kecuali jika Anda berhasil menciptakan sebuah produk baru yang sangat mencengangkan, Anda perlu menciptakan sebuah identitas yang akan meningkatkan kredibilitas wirausaha Anda. Publik harus mampu dengan mudah memahami dan mengapresiasi mengapa Anda orang yang tepat untuk membawa bisnis wirausaha ini menuju masa depan yang lebih cemerlang. Jika mereka tidak percaya kepada Anda, tak perlu waktu lama bagi mereka untuk kehilangan kepercayaan mereka pada wirausaha yang Anda rintis juga. Kenyataannya, publik masih menilai sebuah buku dari sampulnya, dan menilai seorang wirausahawan dari pencapaian-pencapaian berharga yang pernah mereka capai sebelumnya. Jadi, Anda sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal itu. 4. Tidak tahu apa yang sebaiknya tidak dilakukan Waktu adalah aset paling berharga yang Anda miliki saat ini. Jadi, yang terpenting bagi Anda adalah tidak hanya mengetahui hal-hal apa yang harus Anda lakukan, namun lebih penting lagi adalah, mengetahui apa yang tidak seharusnya Anda lakukan. Dan, bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu? Jawabannya, semua kembali pada pengalaman dan jam terbang Anda. Namun, mengingat Anda baru pertama kali menjalani bisnis wirausaha, maka tentu saja pengalaman bukanlah kekuatan utama Anda. Jadi, cobalah Anda bertukar pikiran dengan orang-orang yang sudah pernah menjalani bisnis wirausaha sebelumnya, yang sudah berpengalaman, dan mau mengajari Anda. 5. Tidak mau mengakui kesalahan Anda harus mulai belajar untuk mengenali kesalahan, mengakuinya, dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Saat Anda mengambil sebuah langkah yang keliru, atau menghadapi sebuah hambatan, akan jauh lebih baik jika Anda mengakui kesalahan Anda, dan menyiapkan diri untuk aktivitas-aktivitas lain Anda selanjutnya. Saat Anda terlalu lama berjibaku dalam mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hanya sekedar untuk melepaskan diri dari ketidaknyamanan berada pada posisi yang disalahkan, sadarilah bahwa dalam posisi ini tidak akan ada yang akhirnya menjadi pemenang. Jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, mereka tidak akan menggubris hal ini lebih lanjut; namun, jika orang-orang di sekeliling Anda justru mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan jika terjadi kesalahan – dan membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak secerdas yang ingin mereka akui – maka, sebenarnya masalah yang Anda hadapi jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan. Lumrah jika kondisi pertama yang Anda masuki saat pertama kali merintis bisnis wirausaha adalah di posisi yang tidak nyaman, namun ketahuilah bahwa itu merupakan bagian dari proses perkembangan. Dan, dengan terus bertahan dengan kekeras-kepalaan untuk tidak mau menjadi penanggungjawab kesalahan, maka Anda tidak hanya mencoreng nama baik Anda sendiri, namun juga orang-orang lain di sekitar Anda. 6. Mencoba memperbaiki kelemahan secara instan Mencoba memperbaiki kelemahan saat pertama kali memasuki dunia wirausaha ibarat mencoba memperbaiki ban yang bocor saat kendaraan Anda masih melaju. Sadarilah bahwa tidak ada masa “uji coba” dalam perintisan bisnis wirausaha. Semuanya sangatlah nyata. Satu-satunya cara untuk bisa memenangkan permainan ini adalah dengan menggunakan kekuatan Anda, berinvetasi pada kekuatan Anda, dan berinvestasi pada tim yang bisa menutupi kelemahan Anda. 7. Meyakini bahwa semuanya bisa Anda control Ini merupakan masalah klasik yang masih terus dihadapi orang yang baru terjun ke dalam dunia wirausaha. Kenyataannya, kepercayaan diri dan kesombongan hanya dipisahkan dengan garis tipis. Anda bisa saja berkilah bahwa Anda memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, untuk menutupi keangkuhan Anda, sampai pada akhirnya Anda dipaksa untuk mengakui kesombongan Anda oleh kegagalan. Ada sebuah pepatah dari Afrika yang cocok digunakan untuk menggambarkan situasi ini, dan beberapa skenario lainnya. Pepatah tersebut berbunyi seperti ini “Jika Anda ingin melaju dengan kencang, berkendaralah seorang diri. Jika Anda ingin melaju dengan jauh, berkendaralah bersama-sama.” Wirausaha adalah suatu “permainan” yang hanya bisa Anda menangkan dalam jangka panjang. Ini adalah suatu “permainan” yang melibatkan banyak sekali pihak, di luar diri Anda sendiri. Jangan pernah percaya jika ada yang mengatakan bahwa dengan berwirausaha, artinya Anda bisa mengontrol semua hal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, seorang diri; tak peduli seberapa cerdasnya dirimu. Tujuh hal di atas ini adalah tantangan yang terkadang tidak disadari mereka yang baru terjun dalam dunia wirausaha. Tapi, bukan berarti itu sudah mencakup semua hal yang mungkin bisa merintangi usaha Anda membesarkan wirausaha Anda. Akan ada banyak tantangan lain yang mungkin Anda hadapi selama perjalanan Anda. Jangan khawatir, semua yang Anda lakukan tidak akan sia-sia. Apapun bidang wirausaha yang Anda geluti, Anda pasti akan bisa memetik banyak pelajaran berharga. sribucorner| Օпрեጵጎв ፁιлθз | ቿጹи αп | ጏ ηоծус |
|---|---|---|
| Իշещоጬим чօцуσ ըлιрዶ | Опрጼռикр иዌой | Агуርиվ игаφዒсኽቮθ |
| Լа тапрο αхιфуռοщ | Кту еմօтрաча | Օբэмиሄоф иጱትпсе |
| Иφιщонօш оγጲкрቼዥዪ | Чիки апεሶխኻοሗጹ | Алуле ኂнег |
Bisniscom, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memberi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Namun di balik tantangan tersebut sebetulnya ada sebuah realita yang terkadang belum dipahami para pelaku usaha. Juanda Rovelim, Founder iCommunity & Kavlink Solusi Digital mengidentifikasi adanya tiga tantangan dan tiga realita yang dihadapi para pebisnis di masa
JawabanRintangan yang akan sering dihadapi Pemilik wirausaha adalah...•Sistem Keuangan Dari tahun ke tahun•Menghadapi rintangan keuangan baik untuk mengaji karyawan nya..•Menghadapi Cara menjaga hubungan yang baik dengan wirausaha yang lain.• Harus menjaga keutuhan barang dagangannya..Itu aja penjelasan dari pertanyaan maaf Jika ada Kesalahan dalam pertanyaan ini... Dilansirmelalui Global Trade Magazine, berikut adalah lima tantangan yang dihadapi franchisor hari ini: 1. Kurangnya Modal Kerja. Salah satu dari banyak alasan mengapa bisnis gagal adalah karena modal kerja yang tidak mencukupi. Beberapa tahun pertama dalam menjalankan waralaba biasanya yang paling sulit.Penjelasan1 bersaing dengan wirausaha lain,terkadang pengeluaran dan pemasukan tidak seimbang,dagangan sepi,promosi gagal dll2 supaya aman untuk di konsumsi kemasan produk sangat hanya untuk mempercantik tampilan tapi juga meningkatkan kualitas produk3 kualitas produk4 dapat mengganti bila barang rusak,memperhatikan kualitas dan kuantitas produk,memperhatikan keamanan produk,mau bertanggung jawab bila terjadi masalah pada produknya5 tidak akan ada konsumen yang mau membeli bila tidak ada yang mau bertanggung jawab6 harus bisa menyikapi dengan bijaksana dan teliti dan dapat belajar dari kesalahan7 promosi,kualitas dan kuantitas produk,harga,kemasan8 ya karena segala sesuatu pada produknya merupakan tanggung jawab pemilik wirausaha9 dapat meningkatkan daya tarik pembeli,meningkatkan kualitas produk,memberi informasi tentang produk,melindungi produkaku kerjakan sebisaku ya kak kalo adayang salah yaaaaa maap...
Inilahempat tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan muda serta tips untuk bisa melewatinya dengan baik : Mempekerjakan Staf / Karyawan Sebagian besar pengusaha muda kemungkinan belum pernah mengelola orang sebelumnya. Dan jika mereka punya pengalaman, kemungkinan tersebut pengalamannya bersifat terbatas.
Dalam memulai karier menjadi seorang wirausahawan, tentunya akan menemui banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Terlebih untuk orang-orang non-previleged seperti saya dan tumbuh di lingkungan yang hampir 95% keluarga pegawai negeri, kita harus memberi pemahaman tertentu agar mereka setuju dengan apa yang kita pilih untuk lakukan. Disclaimer untuk fresh graduates, menjadi seorang wirausahawan BUKANLAH pelarian dari tidak mau jadi pegawai kantoran. Pastikan dari hati Anda memang teguh untuk menjadi wirausahawan dan Anda memiliki cukup niat dan resources untuk memulainya. Tapi sadarkah Anda, bahwa langkah “menjelaskan ke keluarga” seperti yang saya alami di paragraf pertama hanyalah step “pra-aksi” atau sebelum melakukan. Ketika Anda sudah benar-benar menjalankan sebuah usaha, maka setidaknya akan menghadapi 7 tantangan berikut, sebagaimana saya sarikan dari Forbes, Business Insider, dan pengalaman sendiri. Mengambil lompatan pertama Merencanakan usaha yang diambil adalah salah satu hal yang harus juga Anda lakukan di awal-awal, bahkan sebelum Anda mendirikannya. Tidak terpaku pada dokumen-dokumen seperti Business Model Canvas atau analisis SWOT, tapi juga kesiapan fisik dan mental perlu juga dipersiapkan. Mencari dana untuk startup yang Anda bangun juga perlu. Apakah dari dana sendiri; dari pinjaman lunak pemerintah seperti KUR; atau dari hasil menjual aset yang Anda punyai? Semuanya menjadi pertimbangan penting. Namun jangan sampai Anda terjebak pada kebanyakan merencanakan tapi usahanya nggak jalan-jalan. Sambil jalan, sambil mulai apa yang bisa. Buat skala prioritas dan dahulukan dari yang mudah, misal menyiapkan akun Instagram bisnis atau menata ruang kantor agar ergonomis dan bisa jadi lebih produktif. Butuh kesabaran untuk melihat hasil Jadi wirausahawan tidak seperti pekerja kantoran atau PNS yang dalam bulan pertama langsung dapat gaji sesuai nominal yang disepakati di awal. Perlu kesabaran ekstra untuk menunggu hasil sambil menata usaha yang baru saja diperkenalkan. Membangun portofolio, meningkatkan ulasan diri di LinkedIn, atau mengoptimalkan Fiverr bisa Anda lakukan sembari menunggu klien pertama datang. Tidak ada waktu berpangku tangan bagi seorang wirausahawan. Pengalaman saya pribadi dalam membangun birudeun Creative Agency, baru sekitar satu tahun setelah berdiri efektif, startup kami menemukan klien. Jika startup Anda dibangun dengan tim, saling menguatkan dan tidak berhenti berkarya adalah salah satu kunci agar startup Anda dilirik klien. Apalagi jadi single fighter seperti saya di awal-awal, karena background saya pendidikan teknik praktikal, saya harus belajar tentang mengelola kantor seperti manajemen arus kas, manajemen SDM, public relations, dan lain-lain. Saya selalu sempatkan waktu untuk belajar di LinkedIn Learning, Hubspot, Udemy, dan lain-lain di malam hari bahkan hingga dini hari. Manajemen waktu dan diri Seorang wirausaha memiliki waktunya sendiri, tapi bukan berarti abai dalam memanfaatkan waktu. Waktu yang digunakan untuk hiburan harus rela untuk sedikit dikorbankan menjadi waktu dalam mengembangkan bisnis. Tak lupa, mengembangkan personal branding seperti di LinkedIn atau platform portofolio online sangat penting sebagai bukti bahwa kita memang kompeten di bidang yang kita geluti. Sedikit tips dari saya ialah buat jadwal harian dan mingguan/bulanan. Apa saja yang ingin dicapai dalam hari ini, list dalam notes Anda kemudian lakukan satu persatu. Dalam jadwal mingguan/bulanan, pastikan yang ditulis adalah hal-hal yang makro seperti progress dalam metode pengembangan software misalnya tidak bisa sehari, kan?. Pecah jadwal yang makro tersebut dalam pekerjaan-pekerjaan kecil harian. Mendelegasikan pekerjaan Ini berlaku untuk Anda yang menjalankan usaha sebagai tim. Sebagai pemimpin atau yang dipimpin, dua-duanya sama-sama harus memiliki kemampuan mendelegasikan pekerjaan. Dalam startup yang masih kecil dan bertumbuh, biasanya pembagian tugas tampak tidak clear. Nah, manfaatkan hal tersebut dengan saling mem-backup pekerjaan teman, meskipun harus tetap jelas pembagiannya di awal. Hal ini bertujuan agar apa yang hendak dicapai dalam sebuah progress bisa segera tercapai. Karena, orang bijak berkata pekerjaan yang baik bukanlah pekerjaan yang sempurna, tapi pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang selesai. Setuju? Menyeimbangkan antara kesempurnaan dan progres Meskipun demikian kata orang bijak tadi, tapi kita harus selalu berupaya untuk mengarah ke kesempurnaan. Progres yang sudah dijalani dengan sekian lama harus benar-benar jadi “progres sejati” sesuai dengan harfiahnya progres yakni kemajuan. Perusahan yang dibangun harus memiliki kemajuan dari waktu ke waktu, menghindari zona nyaman dan stagnan. Nah, di titik ini biasanya banyak wirausahawan-wirausahawan pemula yang tidak melanjutkan langkahnya, karena tidak menemukan kemajuan. Padahal, menurut saya, kemajuan bukan ditemukan, tapi diupayakan. Ya seperti tadi, memperbanyak portofolio, memperbaiki LinkedIn atau media sosial lainnya, dan sebagainya. Menjaga ego di bawah kontrol Ego Anda dapat membikin Anda jadi membuat banyak kesalahan, keputusan buruk, dan yang parahnya lagi kadang membiarkan sisi “kebinatangan” dalam diri Anda mengamuk. Tak hanya dengan tim, hubungan Anda dengan klien, jika Anda tidak menjaganya dengan penuh perhatian akan berakhir tidak bagus bahkan sampai putus kerja sama. Oleh karena itu, menjaga ego di bawah kendali penuh sangat perlu. Kadang, saya pun emosi dan marah ketika ada tujuan yang tidak tercapai atau ada anggota tim yang tidak sesuai ekspektasi. Tapi, setelah itu jangan lupa untuk introspeksi dengan hati jernih bahwa apakah kesalahannya tadi murni kesalahan dia, atau ada campur tangan saya yang membuat kerjanya tidak optimal? Merelakan diri untuk siap melihat runtuhnya perusahaan Terakhir, dalam kondisi yang sangat tidak diharapkan oleh semua pihak, kita sebagai wirausahawan harus memiliki kelapangan hati untuk melihat apa yang kita bangun menjadi hancur atau perlahan menurun. Sejujurnya, saya pun tidak siap untuk ini jika kelak terjadi jangan sampai, naudzubillah. Memang, yang marak di media ialah orang-orang berbicara tentang mengumpulkan uang dalam jumlah besar, ataupun dan menjual perusahaan seharga miliaran dolar. Nah, yang sedikit dibicarakan adalah tantangan dan rasa sakit melihat perusahaan yang dulu dicintai kini berkinerja buruk atau jadi bangkrut. Namun, jika kita memiliki jiwa yang berbesar hati dan pantang menyerah, insya Allah kita bisa segera keluar dari situasi yang sulit dan memulai hal yang baru lagi, menatap ke depan dengan belajar dari kesalahan yang telah lalu. ManfaatPembuatan Makalah. a. Sebagai tambahan pengetahuan terhadap masyarakat luas apa yang menjadi penyebab dan faktor pertimbangan para Investor dalam berinvestasi. b. Sebagai tambahan pengetahuan terhadap para Investor maupun calon Investor terhadap masalah - masalah umum Investasi. c. Sebagai tambahan pertimbangan para Investor dalamJAKARTA – Pandemi Covid-19 telah memberi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Namun di balik tantangan tersebut sebetulnya ada sebuah realita yang terkadang belum dipahami para pelaku usahaJuanda Rovelim, Founder iCommunity & Kavlink Solusi Digital mengidentifikasi adanya tiga tantangan dan tiga realita yang dihadapi para pebisnis di masa pandemi yang dia dapatkan dari hasil survei kepada para pelaku pertama yang kerap dihadapi adalah masalah permodalan. Di masa pandemi ini, tak sedikit pelaku usaha yang kehabisan modal usaha atau harus menahan modalnya agar bisa tetap survive.“Padahal jika Anda bertemu dengan para investor yang bisa memberikan bantuan pendanaan untuk pengembangan usaha maka tantangan tersebut bisa diatasi. Maka realitasnya Anda hanya belum bertemu dengan orang yang bisa menyediakan modal usaha,” tuturnya dalam Indonesia Retail dan F&B outlook 2021, Sabtu 28/2/2021 . Tantang tersebut menurutnya bisa diatasi jika pelaku usaha tersebut bergabung di dalam komunitas. Karena biasanya di dalam komunitas tersebut banyak investor yang menawarkan modalnya, dan pelaku usaha bisa ikut serta dengan menyertakan kedua adalah seseorang ingin memulai usaha atau mengembangkan bisnisnya tetapi tidak memiliki pengalaman yang mumpuni. Juanda mengatakan bahwa realitas sebetulnya di balik tantangan tersebut adalah orang tersebut belum bertemu dengan orang yang tepat yang bisa dijadikan sebagai JugaKapan Anak-anak Mendapatkan Vaksin Virus Corona?Bagaimana Cara Virus Corona Menyebabkan Kerusakan Hati?“Di dalam komunitas, Anda bisa menemukan banyak sekali mentor dari pelaku usaha yang sudah sukses menjalankan usahanya. Jangan sungkan untuk meminta mentorship dari pengusaha-pengusaha sukses yang ada di dalam komunitas seperti Ibu Susanty Widjaya, CEO Bakmi Naga Resto yang sudah berpengalaman dalam berbisnis,” ketiga adalah seseorang ingin memulai usaha tetapi tidak memiliki produk unggulan. Realita dari tantangan ini sebetulnya hanyalah Anda belum menemukan partner yang tepat dapat menjalankan usaha dan menjual produk-produk unggulan.“Kalau Anda belum memiliki produk maka Anda bisa mencari kemitraan atau lisensi dan ini paling mudah mendapatkannya di dalam komunitas atau asosiasi. Anda bisa menemukan produk yang sesuai dengan pasion Anda,” itu, Susanty Widjaya, CEO Bakmi Naga Resto membenarkan tiga tantangan dan tiga realitas yang dijabarkan oleh Juanda tersebut. Misalnya saja dalam hal permodalan saat ini banyak cara bagi pelaku usaha untuk mendapatkan akses permodalan apalagi tak sedikit angel investor maupun venture capital yang siap memberikan permodalan bagi pelaku usaha yang memiliki ide bisnis unik dan pun menyepakati pentingnya komunitas bagi para pengusaha sebab melalui komunitaslah seseorang bisa dengan mudah mendapatkan berbagai informasi dan networking untuk pengembangan usaha. “Networking itu sangat penting bagi pengusaha dan itu bisa didapatkan dari komunitas,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Novita Sari Simamora Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam